Reaksi Yordania terhadap Potensi Konflik Udara Israel-Iran – JAKARTA – Dengan ketegangan antara Iran dan Israel yang semakin meningkat, wilayah udara Yordania berpotensi menjadi arena serangan bagi kedua negara tersebut. Apa tanggapan Yordania? Ayman Safadi, Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri dan Ekspatriat, menegaskan bahwa Yordania tidak akan membiarkan siapa pun melanggar wilayah udaranya.
“Pesan kami kepada Iran dan Israel sangat jelas: kami tidak akan menjadi arena pertarungan bagi siapapun dan kami tidak akan membiarkan siapa pun melanggar wilayah udara kami,” ungkap Safadi dalam wawancaranya dengan CNN pada Rabu (7/8/2024).
“Duties utama kami adalah menjaga kedaulatan negara dan memastikan keselamatan rakyat kami,” jelas diplomat tersebut. “Oleh karena itu, sikap kami adalah bahwa tidak ada yang boleh memanfaatkan wilayah udara kami, dan tidak ada yang boleh membahayakan rakyat kami dengan proyektil yang jatuh di mana pun di wilayah kami,” tambahnya.
“Kami telah menyampaikan posisi ini dengan tegas kepada Iran dan Israel: kami tidak akan menjadi arena konflik yang hanya akan menambah kerusakan dan penderitaan tanpa menyelesaikan pendudukan atau konfrontasi antara kedua negara tersebut. Kami menolak menjadi korban dalam siklus ketegangan ini dan berkomitmen untuk menjaga keamanan dan keselamatan kami tanpa kompromi.”
Situasi Memanas, Yordania Dekati Iran
Pada Minggu (4/8/2024), Safadi mengunjungi Iran untuk berdiskusi mengenai situasi regional dengan rekan sejawatnya dari Iran, Ali Bagheri Kani. Safadi menjadi menteri luar negeri Yordania pertama yang melakukan kunjungan resmi ke Republik Islam Iran sejak tahun 2015. Kunjungan ini terjadi saat kawasan tersebut bersiap menghadapi potensi serangan balasan Iran terhadap Israel, terkait dengan pembunuhan kepala politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran pada 31 Juli.
Iran dan Hamas menuduh Israel sebagai pelaku pembunuhan Haniyeh. Namun, pihak Zionis tidak mengakui maupun membantah keterlibatannya dalam insiden tersebut. Menurut laporan media dari Timur Tengah, Teheran mengklaim bahwa Israel telah “mengirim mediator untuk menangani situasi tersebut.”
Safadi menekankan bahwa kunjungannya ke Teheran bukan untuk menyampaikan pesan dari Israel kepada Iran, atau sebaliknya. Safadi mengungkapkan di X bahwa dia menyampaikan pesan dari Raja Yordania Abdullah kepada Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengenai situasi regional. “Saya juga berdiskusi dengan Menteri Luar Negeri Iran tentang peningkatan ketegangan yang berbahaya di kawasan ini,” jelasnya.
Pada bulan April lalu, Iran sempat mengganggu perbatasan Yordania dengan menyuplai senjata ke Tepi Barat melalui Kerajaan Hashemite, termasuk rudal dan drone yang ditujukan ke Israel. Israel mengklaim bahwa sebagian besar rudal dan drone Iran pada saat itu berhasil ditembak jatuh berkat dukungan dari Amerika Serikat dan sekutu lainnya.
Analisis Pakar soal Langkah Yordania
Para pakar berpendapat bahwa Yordania berusaha keras untuk meredakan ketegangan dengan Iran, tetapi tampaknya kemarahan Teheran terhadap Israel sulit untuk dibendung. Mediasi bahkan oleh pihak-pihak lokal, tampaknya tidak dapat menahan Iran. Republik Islam jelas ingin menunjukkan bahwa mereka merespons pelanggaran. Serius terhadap keamanan mereka dan pembunuhan seorang tokoh penting dalam blok perlawanan mereka.
Pada bulan April, Yordania memainkan peran krusial dalam mencegat serangan drone Iran terhadap Israel, dan kemungkinan besar akan diharapkan. Melakukan hal serupa lagi dalam waktu dekat,” ungkap Behnam Ben Taleblu, peneliti senior di Foundation for Defense of Democracies (FDD).
Yordania tengah menghadapi tantangan besar dengan mencoba membangun kesepakatan dengan Iran untuk melindungi wilayah udaranya. Dan kedaulatannya dari kemungkinan serangan rudal oleh Teheran dan sekutunya. Namun, Yordania harus menyadari bahwa sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, Iran dan jaringan sekutunya di sepanjang perbatasan. Kerajaan telah menjadi sumber utama masalah keamanan. Akan mengejutkan jika kunjungan Safadi kali ini berdampak signifikan terhadap strategi jangka panjang Iran. Dalam mengganggu stabilitas Yordania,” kata Ahmad Sharawi, analis riset FDD.
Kesimpulan
Kesimpulannya, Yordania berusaha keras menjaga kedaulatan dan keamanan wilayah udaranya di tengah ketegangan antara Iran dan Israel. Meskipun Safadi melakukan kunjungan resmi ke Iran untuk membahas situasi regional dan menyampaikan pesan dari Raja Abdullah, tantangan tetap besar. Iran, yang telah mengganggu stabilitas Yordania melalui serangan dan dukungan terhadap kelompok proksinya, terus menjadi ancaman utama. Upaya mediasi Yordania tampaknya belum dapat meredakan kemarahan Iran atau mengubah strategi jangka panjangnya. Ke depan, Yordania kemungkinan akan menghadapi situasi yang semakin kompleks. Dalam menjaga keamanan dan kedaulatannya di kawasan yang penuh ketegangan ini.